Senin, 27 Februari 2012

Memancing Ikan = Melatih Kesabaran!

Memancing merupakan suatu kegiatan yang mengasikkan, dimana beban di otak hilang saat kita melihat air dan ikan, apalagi alangkah senangnya jika kita dalam seharian memancing dan dapat banyak sekali ikan. Mungkin dari hasil pancingan kita itu bisa kita jual atau kita bawa pulang sendiri, tetapi yang namanya memancing membutuhkan kesabaran ekstra, kenyataannya tidak semudah yang kita bayangkan atau kita lihat. Untuk memancing diperlukan sedikit keahlian khusus.
Kita tidak bisa memancing dengan mengandalkan nafsu dan emosi ingin mendapat banyak ikan, maka niscaya keinginan ini tidak akan berbuah manis, kecil kemungkinan terwujud. Pancinglah dengan kesabaran, karena setiap kesabaran itu pasti akan berbuah manis pada saatnya, begitu pepatah bilang.
Memancing tidak semudah kita mengambil ikan di aquarium, karena kita haruslah menunggu ikan yang kita pancing meraih umpan kita. Walaupun kita memiliki umpan, tidak semua ikan terkadang suka dengan umpan kita. Apalagi jika kita memancing di laut lepas, pemancing di laut lepas harus punya jiwa pemberani dan menyukai tantangan. Hanya pemancing yang menyukai tantangan yang akan menjalani hobinya mancing di laut lepas, danau, atau sungai. Memancing memerlukan modal yang cukup banyak, selain rasa kesukaan di hobi ini.
Tantangan yang harus dihadapi oleh para pemancing salah satunya adalah berasal dari si ikan, sebagai target pancingan. Perlunya mengenali karakter dari ikan-ikan di lokasi, karena tentunya ikan-ikan di alam bebas jelas berbeda karakter dengan ikan-ikan yang sengaja dipelihara untuk dipancing di lokasi pemancingan. Ikan di alam bebas cenderung memiliki karakter melindungi diri lebih baik.
Memancing dapat di kategorikan menjadi 2 bagian, yaitu fun fishing dan sport fishing. Fun fishing adalah kegiatan mancing untuk sekedar mencari kesenangan saja dan tidak ada target sasarannya, hanya perlu peralatan pancing yang sederhana dan biasanya di perairan dangkal dari segi perencanaannya juga tidak terlalu ribet. Sport fishing adalah kegiatan memancing yang dilakukan secara terkonsep sebagai suatu perlombaan, peralatannya pun sangat lengkap dan terjamin serta mengambil area di lautan lepas. Kedua kategori ini memerlukan karakter khusus pada si pemancing untuk melatih kesabaran di medan yang berat maupun yang ringan sekalipun. Hal ini dapat mengajarkan kita untuk mengendalikan diri dari sifat emosi.

Tips Merawat Peralatan Mancing

Merawat alat-alat pancing adalah kegiatan yang sangat vital bagi para mancing mania, hal ini bertujuan untuk menjaga kualitas dan performance alat-alat pancing agar selalu prima, serta agar peralatan tersebut tetap awet, apalagi bila anda menggunakan peralatan bermerk yang harganya cukup mahal. Meskipun saat ini sebagian besar peralatan pancing mengandung bahan steel yang anti karat namun bila tak terawat tetap saja akan mudah rusak dan berkarat.
Kegiatan perawatan alat pancing ini menjadi kesenangan tersendiri bagi para hobies mancing, dengan sering melakukan perawatan termasuk bongkar pasang maka anda akan sangat mengenali dan memahami secara mendetail cara kerja dan fungsi masing-masing bagian dari alat pancing tersebut.
Berikut beberapa tips yang dapat anda lakukan untuk memelihara alat-alat pancing, yaitu:

1. Pencucian Peralatan Pancing
Alat yang habis dipergunakan sebaiknya dicuci dengan air biasa, jangan dimasukkan ke air atau direndam, hal ini dapat mengakibatkan peralatan mudah rusak utamanya reel pada bagian Ball Bearingnya, yang lain bagian yang bisa berputar akan tidak lancar.
Bersihkan peralatan dari kotoran seperti pasir, lumpur dan zat-zat korosif seperti air laut yang dapat merusak kinerja mekanik mesin Reel Pancing. Kotoran seperti pasir dapat menghambat kinerja ball bearing sehingga dapat membuat kerusakan fatal yaitu rotasi putaran menjadi macet atau tidak bekerja dengan baik.
Khusus spool dan benang PE, atau braid lebih baik bila menggunakan air hangat. Cara terbaik yakni semua benang PE, atau Braid yang selesai anda pakai, pindahkan atau gulung ke penggulung lainnya. Ini juga akan membuat kita lebih mudah untuk membersihkan spool terlebih lagi bila anda jarang membuka benang hingga habis.
2. Penjemuran
Setelah dicuci, maka selanjutnya adalah mengeringkan dengan cara digantung. Pengeringan sebaiknya dilakukan ditempat yang tidak terkena terik matahari langsung, sebab akan mempercepat kerusakan alat tersebut. Bercak-bercak yang timbul setelah kering menandakan pencucian yang dilakukan kurang bersih.
3. Penyemprotan Cairan Kimia WD 40
Reel atau joran yang selesai dicuci dan kering perlu disemprot menggunakan cairan kimia WD 40. Setelah itu dibersihkan kembali dengan kain yang halus sampai benar-benar bersih.
4. Pemberian Pelumas
tak ada ketentuan pasti kapan harus memberikan pelumas pada alat-alat anda, yang pasti dilakukan secara rutin saat pelumas mulai hilang.
Dengan melakukan perawatan yang benar maka peralatan pancing anda akan selalu dalam permorma yang ideal, sehingga hobbi mancing anda akan memberikan kepuasan.

Memancing di Dekat Permukaan

Memancing Dekat Permukaan
a. Penentuan lokasi
Lokasi pemancingan di dekat permukaan agak sulit ditentukan. Untuk keperluan ini ada beberapa cara yang dapat di tempuh. Di samping meminta bantuan nelayan setempat, perlu juga diketahui kejadian-kejadian di laut sebagai pertanda adanya gerombolan ikan. Adanya gerombolan ikan ditandai dengan perubahan warna air, bentuk air yang beriak atau berbuih, adanya ikan-ikan yang saling berlompatan ke atas, dan banyak burung camar yang menukik-nukik di permukaan laut. Dengan tanda-tanda seperti itu dapat dipastikan perairan tersebut banyak ikannya.
Lokasi pemancingan di dekat permukaan bisa juga terdapat di perairan dalam yang mempunyai dasar karang. Ada tidaknya karang bisa diketahui dengan melihat peta laut atau berdasarkan petunjuk nelayan setempat. Di perairan seperti ini biasanya terdapat berbagai macam organisme yang menjadi makanan ikan.
Jenis ikan pelagis (permukaan) seperti tuna, cakalang, lemadang, barakuda, kembung dan marlin mudah tertarik pada benda-benda yang terapung di laut. Kejadian seperti ini sering kali dimanfaatkan oleh nelayan dalam menentukan lokasi penangkapan. Mereka sering melakukan penangkapan ikan di sekitar benda-benda terapung tersebut. Dengan dasar seperti itu, dibuatlah tipuan dengan memasang benda yang menetap di laut. Benda mengapung yang sengaja dipasang untuk mengumpulkan ikan ini dinamakan rumpon.
b. Kapal untuk pancing tonda
Kapal yang didesain untuk memancing ikan dengan tonda (trolling) biasanya berbentuk agak ramping. Dengan bentuk seperti ini gerakan kapal menjadi lebih lincah. Selain itu, kapal juga dilengkapi dengan mesin-mesin kecepatan tinggi, bahkan kadang-kadang ada yang menggunakan mesin ganda. Keberhasilan memancing dengan tonda memang sangat dipengaruhi oleh laju kapal yang digunakan. Untuk keberhasilan menonda sebaiknya menggunakan kapal dengan kecepatan antara 10-12 knot.
Bagian belakang kapal (burutan) sebaiknya dibuat agak lebar agar pemancing lebih leluasa dan lebih mudah menaikan ikan ke atas kapal. Jika pemancing menggunakan lebih dari satu unit pancing, biasanya kapal diberi tambahan beberapa palang yang terbuat dari kayu atau fiberglas. Palang-palang ini dinamakan out rigger dan dipasang pada bagian kiri dan kanan lambung kapal yang menjorok keluar atau pada bagian belakang kapal. Pada ujung kapal diberi cincin penyalur sebagai tempat pemasukan tali pancing yang berasal dari joran. Dengan adanya palang ini, kita dapat menggunakan beberapa unit pancing tonda dalam satu kapal tanpa khawatir terjadinya tali kusut atau penyangkutan satu sama lain.
Dengan menggunakan pancing tonda, ikan yang tertangkap umumnya berukuran besar seperti ikan tuna, tenggiri, lemadang, layaran atau marlin. Karena besar dan kuatnya ikan yang tertangkap, ada kemungkinan pemancing terbawa oleh gerakan ikan dan bisa terjebur ke laut. Oleh karena itu, demi keselamatan pemancing, ada tipe kapal untuk pancing tonda yang dilengkapi dengan tempat duduk pengaman. Tempat duduk ini bisa dipasang secara permanen di atas kapal dan dilengkapi dengan sabuk pengaman.
c. Pancing dan umpan
Memacing dekat permukaan sering dilakukan dengan pancing tonda (trolling). Pancing yang digunakan untuk menonda dapat dilengkapi dengan joran atau tanpa joran. Namun, demi keamanan dan kenyamanan si pemancing lebih baik menggunakan joran. Pancing tanpa joran biasanya talinya sulit ditarik saat mata pancing dimakan ikan. Apalagi bila ikan yang didapat berukuran cukup besar.
Ikan yang baru terkait mata pancing biasanya mempunyai tenaga melawan yang luar biasa. Jika pemancing tidak mampu menarik atau bertarung dengan tenaga ikan, tidak jarang tali langsung dilepas bersama dengan ikan yang sedang kesakitan. Jika pemancing tetap mempertahankan tali, bisa jadi tangan pemancing kesakitan karena tergores oleh tali yang ditarik ikan. Akhirnya, bukan ikan yang didapat melainkan jari tangan yang terluka.
Dengan joran yang dilengkapi dengan gulungan, pemancing dapat memancing lebih aman dan nyaman. Memang, tidak sembarangan joran dapat digunakan untuk menonda. Pilihlah joran yang mempunyai kelenturan dan kekuatan yang bagus. Bahan joran yang bagus terbuat dari fiberglass. Untuk pancing tonda, kurang nyaman kalau memakai joran yang terlalu panjang. Ukuran yang ideal antara 1-1,5 m.
Gulungan tali yang bagus biasanya mampu memuat ratusan meter tali dan bisa berbunyi saat tali ditarik ikan. Tali yang dipergunakan terbuat dari nylon monofilamen (senar) dengan ukuran yang disesuaikan dengan berat ikan yang menjadi sasaran. Karena pancing tonada umumnya ditujukan pada jenis ikan pelagis yang berukuran beasr, maka diperlukan mata pancing yang berukuran agak besar, nomor 5-7.
Pancing tonda biasanya menggunakan umpan sungguhan atau tiruan. Meskipun demikian kebanyakan pemancing menggunakan umpan tiruan yang berbentuk cumi-cumi atau ikan. Bahkan, ada yang menggunakan tali rafia atau plastik yang dirumbai-rumbai. Untuk umpan sungguhan, biasanya menggunakan ikan kembung atau ikan layang berukuran kecil yang telah mati.

d. Cara memancing
Memancing dengan tonda sebaiknya dilakukan siang hari karena kita menggunakan umpan tiruan untuk mengelabuhi penglihatan ikan. Kegiatan ini dimulai dengan mempersiapkan pancing yang terdiri dari joran, gulungan, tali pancing, mata pancing dan umpan. Keadaan mata pancing perlu diperhatikan apakah masih tajam atau tidak. Apabila sudah tumpul, mata pancing perlu ditajamkan dengan alat pengasah, seperti pengasah pisau atau gerinda batu.
Bagi pemancing tonda yang sudah berpengalaman, kegiatan ini dimulai dari pengaturan tali pada gulungan. Gulungan dilengkapi dengan alat pengatur ketegangan yang memiliki tuas dengan skala yang dapat diatur sesuai kehendak pemancing. Dalam skala tersebut tertera angka yang dapat digunakan sebagai pedoman untuk menentukan ketegangan tali pancing.
Kekuatan tali (breaking streang) bisa diukur dengan menggunakan timbangan pegas. Cara pengukurannya dapat dilakukan oleh dua orang. Satu orang memegang joran, sedang yang lain menarik tali yang telah digantungi timbangan pegas. Pengukuran ini sangat penting, apabila kita salah menyetel gulungan akibatnya tali mudah putus jika ditarik ikan.
Setelah tali dipasang pada joran, mata pancing yang telah dilengkapi dengan umpan bisa disambungkan pada tali senar. Antara tali senar dan mata pancing umumnya menggunakan tali wire dari monel atau bisa juga tali senar yang berukuran besar. Hal ini untuk menghindari tali putus akibat gigitan ikan yang bergigi tajam. Panjang tali monel ini antara 1-1,5 m yang dipasang langsung pada mata pancing. Pancing tonda dapat menggunakan umpan tiruan atau sungguhan, namun yang sering dipakai adalah umpan tiruan, baik yang menyerupai ikan atau cumi-cumi. Dengan umpan tiruan ini, setiap umpan dapat digantungi lebih dari satu mata pancing.
Pancing yang telah dirangkai dalam satu unit siap untuk dioperasikan di laut. Dengan kecepatan kapal yang tidak terlalu tinggi, antara 3-4 knot, pancing diturunkan berlahan-lahan. Panjang tali pancing yang tepat untuk menonda tergantung pada kecepatan kapal. Dengan kecepatan normal, antara 10-12 knot, panjang tali yang sesuai adalah 20-25 m. Meskipun demikian, ini bukan ketentuan yang baku. Sebagai patokannya adalah bila umpan kelihatan melayang di permukaan laut saat tali ditarik oleh kapal. Dalam hal ini dituntut kejelian pemancing atau nakhoda kapal dalam memperhatikan gerakan umpan tersebut. Ikan-ikan pelagis yang menjadi sasaran lebih tertarik pada benda yang bergerak atau berenang menyerupai ikan atau cumi-cumi hidup.
Apabila tali pancing telah diulur (di area) dan umpan sudah bisa melayang-layang di permukaan, maka tuas yang ada pada gulungan tali bisa dikunci dengan cara menyetel tuas pada posisi ½ nya. Dengan cara seperti ini apabila mata pancing disambar ikan, tali pada gulungan akan mengulur dengan cepat sehingga menimbulkan bunyi “wee..k” menyerupai bunyi bel. Ini menandakan bahwa ada ikan yang terkait pada mata pancing sehingga perlu segera dilakukan penarikan.
Setelah penurunan pancing beserta talinya dianggap beres dan tepat, joran dapat diletakan pada tempat joran, bagi kapal yang dilengkapi tempat joran (road holder). Bagi kapal yang tidak mempunyai tempat joran, maka pemancing harus memegang joran tersebut. Khususnya pancing tonda yang tidak menggunakan joran, tali pancing bisa diikatkan pada bagian belakang (buritan) kapal.
Dalam satu kapal kadang-kadang menggunakan lebih dari satu joran untuk menonda, bahkan ada yang menggunakan enam joran sekaligus. Ini tentunya membutuhkan out rigger agar tali pancing bisa memencar, tidak saling bersangkutan. Cara pemasangan tali dan mata pancing pada joran sama dengan pancing yang pertama. Hanya saja, disini kebutuhan tali pancingnya berbeda antara joran yang dipasang di luar dengan yang di dalam. Joran yang dipasang di luar membutuhkan tali yang lebih panjang.
Jika joran semua telah terpasang pada tempatnya, kapal dapat bergerak dengan kecepatan antara 10-12 knot. Laju kapal diusahakan stabil sehingga umpan akan bergerak sesuai dengan yang diharapkan. Apabila kecepatan kapal dinaikan, ada kemungkinan umpan akan terbang. Sebaliknya jika kapal dilambatkan, umpan akan tenggelam ke dalam air. Dalam hal ini kemahiran Nakhoda megendalikan kapal sangat diperlukan.
Untuk membuat umpan lebih aktif, bisa melayang dipermukaan air, kapal dapat dijalankan dengan gerakan zig-zag (berjalan tidak lurus). Dengan cara seperti ini gerakan permukaan air akan lebih banyak sehingga umpan kelihatan lebih aktif dan akhirnya mampu menarik perhatian ikan pelagis. Perlu juga diketahui bahwa kebanyakan ikan pelagis mudah tertarik pada permukaan air laut yang bergerak seperti bekas permukaan yang telah dilewati oleh kapal. Oleh karena itu sering kita jumpai ikan lumba-lumba, cakalang, tuna dan marlin mengikuti kapal yang sedang berlayar di laut.
e. Teknik menghajar ikan
Untuk pancing yang menggunakan gulungan, termakannya umpan oleh ikan ditandai oleh bunyi uluran tali yang menyerupai bel, sedangkan untuk pancing yang dipegang terasa ada sentakan dari dalam air. Kejadian ini adalah saat yang ditunggu-tunggu oleh setiap pemancing. Dengan adanya tarikan ini, pemancing secara spontan berteriak pada Nakhoda untuk menaikan kecepatan kapal. Hal ini dilakukan agar ikan yang memakan umpan cepat tersangkut pada mata pancing. Jika kecepatan kapal tidak dinaikan, ada kemungkinan ikan melepaskan kembali umpan yang telah masuk ke mulutnya. Bila Nakhoda yakin bahwa ikan telah tersangkut pada mata pancing, kecepatan kapal segera diturunkan sampai lebih pelan dari kecepatan normal menonda. Dalam keadaan seperti ini tetap diperlukan keahlian Nakhoda, jika Nakhoda tidak pintar dalam mengendalikan kapal, ada kemungkinan ikan terlepas kembali.
Setelah kapal berjalan pelan atau berhenti, penarikan tali pancing bisa dimulai, ini dinamakan fighting time. Pemancing profesional biasanya menggunakan sabuk yang telah dilengkapi dengan tempat joran untuk menarik tali pancing. Joran diambil dari rod holder, kemudian dipegang oleh pemancing dengan cara meletakan bagian bawah joran pada sabuk yang telah dilengkapi dengan lubang tempat joran. Tali pancing kemudian digulung perlahan-lahan dengan memutar alat putar yang terdapat pada gulungan.
Irama menggulung tali harus disesuaikan dengan gerakan ikan. Apabila ikan kelihatan melawan, tali harus dihentikan. Sebaliknya bila ikan kelihatan kelelahan, tali harus segera digulung. Demikian seterusnya hingga ikan mendekati kapal. Teknik menggulung tali ditentukan oleh keahlian si pemancing dan dibutuhkan kesabaran yang luar biasa. Apabila si pemancing ceroboh dan tidak sabar ada kemungkinan ikan lepas atau tali putus.
Bagi pemancing yang benar-benar lihai dalam hal tarik ulur dengan ikan, mungkin dalam waktu yang singkat ikan sudah dapat dinaikan ke kapal. Bahkan, mereka juga bisa menangkap ikan yang berukuran besar dengan menggunakan tali yang berukuran relatif lebih kecil. Kelihaian ini pada lomba memancing bisa memperoleh nilai tambah pada kriteria penilaian.
Yang perlu diperhatikan pada saat melakukan penarikan ikan, baik dengan joran atau tanpa joran, adalah kapal harus dalam posisi tidak berjalan. Bila kapal bergerak maju, maka akan terjadi tarik menarik antara si pemancing dengan ikan. Akibatnya tarikan menjadi berat yang kadang-kadang bisa membuat tali putus. Bagi pemancing yang tidak menggunakan joran, penarikan harus di lakukan dengan hati-hati. Apabila ikan yang terkait cukup besar jangan di paksakan untuk menariknya saat ikan masih melawan. Tunggu dulu sampai ikanbenar-benar lemas. Jika dipaksakan menarik tali,jari tangan bisa terluka akibat gesekan senar. Oleh karena itu, jika tidak menggunakan joran, pemancingan disarankan memakai sarung tangan.
Ikan yang sudah kelihatan lemas akibat tarik ulur dengan pemancing, perlahan-lahan akan mendekat ke kapal mengikuti tarikan tali pancing. Meskipun demikian, kadang-kadang ada ikan yang masih memiliki tenaga kuat walaupun sudah mendekati kapal. Ikan marlin dan layaran, misalnya, biasanya masih melawan meskipun sudah berada beberapa meter di belakang kapal. Oleh karena itu, sering kita jumpai pemandangan yang mengasyikan di mana seekor ikan marlin atau layaran melompat keatas permukaan laut (jumping) pada saat di tarik mendekati kapal.
Ikan yang sudah dekat dengan kapal harus ditarik dan di arahkan pada posisi sebelah kiri atau kanan kapal. Maksudnya untuk memudahkan menaikan ikan ke atas dek kapal. Dengan bantuan ganco yang cukup tajam, ikan di kaitkan pada mata ganco, bisa pada tubuhnya atau punggung nya. Untuk ikan yang berukuran besar, lebih baik menggunakan dua ganco.
Bila posisi ganco sudah benar-benar kuat, secara perlahan-lahan ikan dapat dinaikan ke atas kapal. Ganco ini tidak di perlukan bila yang tertangkap ikan kecil. Serok yang terbuat dari jaring dan bertangkaisudah bisa di gunakan untuk mengangkat ikan kecil.
f. Penanganan hasil pancingan
Jenis ikan tertentu yang mempunyai kebiasaan berenang cepat seperti tuna, cakalang, marlin atau layaran meskipun sudah berada di atas dek kapal seringkali masih bergerak cukup kuat. Bahkan, kadang-kadang bisa melompat tinggi. Kalau tidak hati-hati, ikan tangkapan ini bisa melompat lagi ke laut. Untuk hal seperti ini, ikan yang masih hidup ini perlu di matikan terlebih dahulu sebelum mata pancing yangmasih terkait tercopot. Sesudah mati, ikan tersebut langsung disimpan di tempat penyimpanan ikan (palka), bagi kapal yang mempunyai palka, atau ke dalam kotak dingin yang berisi es.
Bagi pemancing yang perjalananya lebih dari satu hari, penyimpanan seperti ini dapat memperlambat proses pembusukan. Setelah pekerjaan menangani ikan selesai, mulailah persiapan untuk memancing berikutnya. Biasanya pemancing menurunkan pancing tidak jauh dari lokasi sebelumnya.

Alternatif Saat Laut Tidak Bersahabat

Jika kita perhatikan prediksi di berbagai situs cuaca saat ini, angin masih terus bertiup kencang yang membuat lautan kita terus ‘mendidih’. Bagi pemancing freshwater ini tidak berpengaruh apa-apa, namun bagi pemancing laut mungkin mulai bosan menunggu laut teduh. Apa yang bisa kita lakukan agar terhindar dari kebosanan?
Melirik Freshwater Fishing
Bagi Anda para pemancing laut, tidak ada salahnya jika laut sedang tidak bersahabat seperti ini kita meilirik ke air tawar sementara waktu. Kita bisa memancing di kolam, danau, sungai, dan di lokasi-lokasi lainnya. Yang belum pernah mencoba mungkin akan mencibir bahwa sensasi mancing di freshwater tidak sehebat di laut. Tapi tunggu dulu, kita harus ingat bahwa semua teknik memancing memiliki keunikan sendiri-sendiri sekaligus memiliki sensasi yang khas. Jadi tidak ada salahnya Anda mencobanya. Biasanya banyak acara mancing freshwater di saat seperti ini, Anda bisa mempertimbangkan untuk mengikutinya bukan?
Merawat Tackle Saltwater Kita
Banyak yang sibuk memancing tanpa memperhatikan perawatan pada peralatan mancing yang dimiliki. Padahal alat-alat itu kita beli dengan biaya yang tidak sedikit. Nah, di saat libur melaut seperti ini Anda bisa meluangkan waktu Anda untuk merawat alat-alat pancing mahal milik Anda itu. Reel bisa dibongkar dan dibersihkan agar saat dipakai trip mendatang benar-benar dalam kondisi prima. Mata pancing yang sudah berkarat bisa kita buang dan diganti dengan yang bagus atau baru sehingga kemungkinan ikan lepas karena faktor pancing bisa dihindari nantinya. Atau kita bisa membersihkan joran kita, periksa cincinnya, apakah ada yang rusak atau tidak. Tali pancing kita juga memerlukan sentuhan kita. Mungkin saja di gulungan tali PE atau monofilamen itu ada yang rusak bukan? Umpan-umpan kita pun bisa kita periksa. Dan lain sebagainya.
Mengintip Produk Terbaru
Terkesan konsumtif mungkin, tetapi ini juga perlu karena produsen tackle biasanya banyak mengenalkan produk yang layak koleksi pada saat-saat seperti ini. Jika kemarin belum ada warna lure yang Anda cari, siapa tahu sekarang lure dengan warna spesifik yang Anda inginkan telah tersedia? Luangkan waktu untuk mengunjungi toko pancing langganan Anda masing-masing agar tidak ketinggalan info. Siapa tahu ada peralatan Anda yang sudah harus ‘diupdate’?
Melewatkan Waktu Dengan Keluarga
Nah ini sangat penting. Menjadi hal umum bahwa pemancing banyak diprotes oleh keluarga karena lebih memilih meluangkan waktu senggang dengan pergi mancing, dan bukannya bersama keluarga mereka. Saat sekarang ini menjadi momen yang tepat untuk bersama mereka secara penuh. Pasti mereka akan sangat senang. Namun saran kami, jangan hanya pada saat laut tidak bersahabat saja kita bersama mereka. Selalu seimbangkan waktu kapan saja antara pekerjaan, hobi dan keluarga.

Mancing Cumi-cumi

Cumi-cumi termasuk dalam kelas Cephalopada dan masuk dalam ordo Teuthida. Cephalopoda dalam bahasa Yunani berarti “kaki kepala”, hal ini karena kakinya yang terpisah menjadi sejumlah tangan yang melingkari kepala. Cumi-cumi juga memiliki mata yang sangat tajam, maka dari itu penggunaan umpan yang berwarna cerah adalah salah satu cara terbaik untuk menarik perhatian cumi-cumi ini.
Umpan
Biasanya umpan yang digunakan untuk mancing cumi-cumi adalah udang-udangan yang biasa dikenal
dengan sebutan Capela. Banyak pilihan warna untuk umpan capela yang digunakan, tergantung
situasi & kondisi cuaca serta lokasi tempat mancing.
Lokasi Memancing
Untuk mancing cumi anda bisa mencoba dari atas dermaga, perahu atau dari karang-karang pinggir
pantai laut. Hindari memancing di lokasi dengan arus yang sangat deras karena cumi biasanya
tidak bermain di lokasi seperti ini. Dasar laut harus memiliki gugusan rumput laut atau karang
sebagai tempat berlindung cumi. Idealnya air laut harus berwarna cerah/bening, ada sedikit
angin (angin darat bukan angin laut) dan kedalaman laut berkisar antara 2-6 meter. Jika
mancing di atas dermaga, perhatikan bekas tinta (dari cumi) di lantai dermaga. Bekas tinta ini
menunjukkan bahwa anda telah menemukan lokasi yang tepat untuk mancing cumi.
Waktu Memancing
waktu terbaik untuk mancing cumi adalah saat pagi hari (jam 6.00-9.00) dan menjelang malam
(jam 18.00-21.00). Jika anda mancing di lokasi dengan lampu penerangan buatan seperti dermaga
atau pelabuhan, maka anda bisa mancing sepanjang malam, Cumi akan tertarik dengan sinar lampu
yang terang. cari posisi/lokasi dermaga yang paling terang.
Aksi
Lemparkan capela sejauh mungkin dan biarkan tenggelam sebentar kira-kira 10 detik. Berikan
sentakan pendek pada capela untuk mendapatkan perhatian cumi. Segera setelah anda melihat sang
cumi mencengkeram capela, anda harus menggentak secara perlahan agar mata pancing tersangkut
kemudian gulunglah reel secara perlahan sampai cumi mendekat ke jaring serok anda. Kadangkala
gerakan menghentak hanya akan menakuti cumi, maka anda harus memperhatikan sang cumi dengan
seksama untuk melihat reaksinya terhadap capela.

Teknik Dasar Memancing Yang Diperlukan

Memancing ikan kelihatannya gampang, menyiapkan alat pancing, menyiapkan umpan, dan mencari lokasi yang banyak ikannya. Sesampai di lokasi alat dikeluarkan, umpan dipasang, lemparkan umpan, menunggu sebentar hingga ikan memakan umpan, kemudian menggulung atau menarik kenur atau senar lalu diangkat.
Namun, kenyataannya tidak semudah yang kita bayangkan atau kita lihat. Untuk memancing diperlukan sedikit keahlian khusus. Teknik ini akan sangat diperlukan apalagi kalau kita mengikuti lomba. Yang jelas, berlatih diperlukan seperti pepatah “practise make perfect” atau berlatih membuat sempurna. Berlatihlah dan pengalaman akan mengajarkan anda kepada tekink yang benar dan efektif.  Berikut beberapa teknik yang perlu dikuasai selain teknik yang pernah disajikan sebelumnya.
Melempar atau Melontar Umpan
Kunci sukses acara mancing juga ditentukan oleh teknik lontaran. Lontaran harus jatuh pada titik yang sama dengan titik yang telah diberi umpan pengebom. Lontaran ke arah yang sembarangan itu seperti mengoper bola ke arah yang tiada seorang temanpun yang menyambut. Berlatihlah dulu cara melontar di kolam harian sebelum anda beralih ke pertandingan.
Memang tak ada larangan untuk langsung terjun ke lomba. Namun tentunya kita tak ingin mendapat malu bila lontaran kita selalu jatuh di lapak tetangga. Mula-mula atur pengangan tangan tepat pada gagang joran di mana ril duduk. Buka kawat pengaman ril (Bail Arm) dan tahan kenur dengan jari telunjuk.
Pegang joran tegak lurus searah badan, arahkan mata ke titik tempat jatuhnya umpan. Gerakkan joran dengan gerakan siku ke arah depan hingga kenur tegak lurus dengan air, ayunkan umpan ke arah belakang. Bila saat itu anda masih ragu, gerakan joran kembali kedepan. Kembali ayunkan umpan ke belakang dengan menggerakkan joran lurus dengan kepala.
Saat umpan terayun ke belakang, lontarkan umpan bersamaan dengan arah balik ayunan umpan ke depan dengan gaya seperti menyabet dengan joran, jangan lupa melepas kenur yang tadi anda tahan dengan jari. Bila gerakan dilakukan secara benar maka anda tak akan kecewa dengan hasil lontaran, berlatihlah terus hingga dirasa telah cukup.
Isyarat Kenur
Pada rangkaian glosor atau kenur bebas (free lining) lainnya, gerakan umpan yang dimakan ikan, getarannya langsung disalurkan ke kenur. Setelah umpan dilontarkan, gulung kenur sedikit, taruhlah joran pada cagak joran (rod rest) atur kenur agar menegang namun janganlah terlalu kencang, agak kendor sedikit. Perhatikan kenur yang memasuki air karena di sini getarannya dapat terlihat jelas. Ada 2 kondisi dimana kita harus segera menggentak joran: Tanpa isyarat awal, tiba-tiba saja kenur terangkat dan bergerak menjauh. Kenur yang tegang tadi tiba-tiba menjadi kendor. Keadaan lain yang dapat dideteksi seperti kenur yang bergerak-gerak mengencang.
Keadaan lain yang dapat dideteksi seperti kenur yang bergerak-gerak mengencang dan mengendur, gerakan yang amat halus dapat anda rasakan dengan memposisikan jari telunjuk pada kenur, pada keadaan yang ekstrim joran dapat turut tercebur ke air makanya disarankan mengikatkan tali pengaman pada joran bila memancing menggunakan rangkaian ini di danau atau perairan yang dalam lainnya.
Menggentak Joran
Agar ikan dapat terkait saat umpan termakan, setelah adanya deteksi gigitan yang diurai di atas tadi. Anda perlu menggentak joran (strike) terutama bila rangkaian yang digunakan berpelampung. Gerak menggentak joran dapat digolongkan sebagai gerakan yang refleks. Untuk itu latihlah gerak refleks anda, sehingga tangan terlatih untuk segera meraih joran.
Raih joran dengan memegangnya pada pangkal joran tepat di dudukan ril penggulung, posisi jari telunjuk ada didepan gagang penggulung jari lain berada di belakangnya. Gerakkan joran jauh ke arah belakang kepala secara cepat, usahakan jangan mengendurkan kenur dan baca gerak ikan dan mulailah mengajarnya. Gerak menggentak yang benar adalah melawan arah kenur.
Pada lokasi alam, lontaran dapat saja jauh di arah kanan atau kiri dari posisi kita. Bila lontaran arah ke kiri, gentakan adalah ke belakang kanan. Bila lontaran arah ke kanan, gentakannya ke belakang kiri. Pada empang pemancingan lontaran umpan hanya ke arah depan saja, karena sebelah kanan kiri ditempati orang.
Menaklukan Ikan
Menaklukkan ikan adalah saat yang paling asyik dan so pasti kritis. Gerakan ikan yang berontak melebihi kekuatan putus kenur (breaking strength) dapat menyebabkan kenur putus. Setel drag pada posisi setengah dari posisi mati (terkunci penuh) atau sesuai perkiraan anda sendiri, jangan biarkan drag dalam keadaan terkunci penuh. Biarkan ikan yang terpancing melarikan kenur. Arahkan joran berlawanan dengan arah lari ikan. Bila ikan merubah arah, segera gulung ril anda, coba menambah tekanan drag.
Namun bila tenaga ikan masih besar, kurangi posisi drag dan biarkan ikan kembali melarikan kenur. Ubah segera posisi joran bila ikan berusaha lari ke arah lain. Posisi joran harus selalu berlawanan dengan arah ikan. Jangan panik, lakukan gerakan tarik ulur ini secara sabar terutama untuk ikan yang berukuran besar. Akibat daya lentur joran dan setelah beberapa kali tarik ulur ikan akan menjadi lemah, segera gulung kenur dengan gerakan memompa. Artinya gulung kenur dengan cepat dibarengi dengan menurunkan posisi joran ke arah air hingga sejajar. Angkat joran dengan gerakan siku anda, gulung kembali ril dengan cepat seperti tadi dengan teknik pemompaan.
Bila ikan telah dekat, anda harus ekstra hati-hati terhadap gerakan tiba-tiba ikan yang berontak, yang penting posisi drag ril anda jangan sampai terkunci penuh supaya kenur dapat dilarikan ikan bila ternyata masih mempunyai sisa tenaga yang besar. Bila yang anda kenai ternyata ikan yang berukuran super, maka sebenarnya perlawanan adalah saat ikan sudah begitu dekat dengan anda. Karateristik ikan mas yang besar biasanya dari tengah kolam anda dapat menariknya dengan mudah hanya saja terasa berat.
Gulung kenur secara hati-hati gunakan perasaan anda menghadapi perlawanannya. jangan berusaha melawannya bila ikan masih berontak , mainkan saja dengan hati-hati untuk mengurangi tenaganya yang besar, bila ikan telah mendongak jangan gulung kenur anda karena akan menyebabkan ikan kembali tenggelam dan melawan. Tetapi tetaplah pertahankan posisi ikan yang telah mendongak tadi, dan untuk mendekatkannya ke tepi kolam, melangkahlah mundur hingga posisi ikan dapat dengan mudah diserok
Melepas Kail
Melepas kail yang menancap pada mulut ikan memang tugas pembantu (kedi) anda. Namun terkadang ada saatnya dimana kita sendiri selaku pemancing yang harus melakukan hal tersebut. Berhati-hatilah saat melepaskan kail, kalau menancap pada tangan anda akan sulit untuk melepaskannya. Gunakan lap untuk memegang badan ikan yang licin, biarkan ikan menggelepar pada serokan, bila ikan terdiam pegang ikan dengan tangan kiri, tekan agak keras bagian perut dengan jempol kiri anda.
Ambil tang atau alat khusus pelepas kail (Disgorger) apabila tak ada pegang kail yang menancap dengan jari telunjuk dan jempol kanan lalu tarik kail mengikuti arah lengkungannya, bila agak sulit dorong kail terlebih sebelum mencoba membukanya lagi. Bila kail tertelan terlalu dalam dan anda tak membawa alat pelepas kail, carilah ranting pohon yang kira-kira masuk ke mulut ikan, ikutilah arah kenur pancing lalu dorong kailnya hingga terlepas dan keluarkan kail berbarengan dengan ujung ranting yang yang masuk ke mulut ikan.
Bila teman anda atau anda mengalami kecelakaan tertancap kail, tetaplah tenang jangan panik. Mintalah pertolongan medis yang benar di klinik pengobatan. Namun apabila pertolongan medis tidak ada, perhatikan sampai di mana kail menancap, apabila kail belum menembus maka anda dapat menariknya seperti biasa, namun bila kailnya tembus arah tarikan untuk mengeluarkan adalah ke arah pangkal kail.
Untuk itu lepaskan kenur yang mengikat kail, posisikan tubuh agar anda mudah menariknya, teorinya adalah kail itu tidak ditarik keluar melainkan diloloskan hingga pangkalnya mengikuti arah luka tembus. Bila ada tang potong, patahkan dahulu bagian pangkal tempat pengikat yang biasanya lebih besar dari batang. Kalau tak ada, apa boleh buat karena anda harus segera mencabutnya.
Alihkan perhatian teman yang tertancap kail, bisa dengan bantuan teman yang lain, saat perhatianya teralih dengan gerakan yang cepat loloskan kail dengan menarik bagian lengkung hingga kail tercabut. Anda harus yakin, jangan sampai gagal pada tarikan pertama ini, sebab jika gagal teman anda itu akan lebih keras menjeritnya. Gunakan alkohol atau betadine untuk membersihkan bagian luka.
(Berbagai Sumber)

Kapal Untuk Mancing Tonda

Kapal yang didesain untuk memancing ikan dengan tonda (trolling) biasanya berbentuk agak ramping. Dengan bentuk seperti ini gerakan kapal menjadi lebih lincah. Selain itu, kapal juga di lengkapi dengan mesin-mesin kecepatan tinggi, bahkan kadang-kadang ada yang menggunakan mesin ganda. Keberhasilan memancing dengan tonda memang sangat dipengaruhi oleh laju kapal yang di gunakan. Untuk keberhasilan menonda sebaiknya menggunakan kapal dengan kecepatan antara 10-12 knot.
Bagian belakang kapal (burutan) sebaiknya dibuat agak lebar agar pemancing lebih leluasa dan lebih mudah menaikan ikan ke atas kapal. Jika pemancing menggunakan lebih dari satu unit pancing, biasanya kapal di beri tambahan babarapa palang yang terbuat dari kayu atau fiberglas. Palang-palang ini dinamakan out rigger dan dipasang pada bagian kiri dan kanan lambung kapal yang menjorok keluar atau pada bagian belakang kapal. Pada ujung kapal diberi cincin penyalur sebagai tempat pemasukan tali pencing yang berasal dari joran. Dengan adanya palang ini, kita dapat menggunakan beberapa unit pancing tonda dalam satu kapal tanpa khawatir terjadinya tali kusut atau penyangkutan satu sama lain.
Dengan menggunakan pancing tonda, ikan yang tertangkap umumnya berukuran besar seperti ikan tuna, tenggiri, lemadang, layaran atau marlin. Karena besar dan kuatnya ikan yang tertangkap, ada kemungkinan pemancing terbawa oleh gerakan ikan dan bisa terjebur ke laut. Oleh karena itu, demi keselamatan pemancing, ada tipe kapal untuk pancing tonda yang dilengkapi dengan tempat duduk pengaman. Tempat duduk ini bisa dipasang secara permanen di atas kapal dan di lengkapi dengan sabuk pengaman.